Selasa, 10 Mei 2016

ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Penyakit malaria berasal dari benua afrika. Malaria merupakan penyakit akibat udara atau musim yang buruk. Tahun 1880 penyebab penyakit malaria ditemukan oleh Laveran. Penyebabnya adalah sebuah parasit yang hidup dalam sel darah manusia. Kemudian Ross menemukan bahwa parasit itu ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk anopheles hidup di daerah pantai, hutan, perkebunan, rawa dan persawahan, nyamuk ini juga menyukai air yang kotor.

Penyakit malaria tersebar di seluruh dunia, khususnya di daerah  beriklim panas dimana parasit  Plasmodium dapat berkembang baik. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.

Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun, dengan angka kematian sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria adalah daerah papua, akan tapi sekitar 107 juta orang Indonesia tinggal di daerah endemis malaria yang tersebar dari Aceh sampai Papua, termasuk di Jawa yang padat penduduknya (Adiputro,2008).

Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil. selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja.

Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui, pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderita malaria atau pengobatan juga sangat perlu diberikan pada penderita malaria yang terbukti positif secara laboratorium. Dalam hal pemberantasan malaria selain dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan penyemprotan rumah dan lingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga untuk membunuh nyamuk dewasa, upaya lain juga dilakukan untuk memberantas larva nyamuk.

B. Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan malaria?
2.    Apa saja etiologi malaria?
3.    Apa saja manifestasi klinis malaria?
4.    Bagaimana patofisiologi malaria?
5.    Apa saja pemeriksaan diagnostik malaria?
6.    Bagaimana penatalaksanaan malaria?
7.    Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada pasien penderita malaria?
    C. Tujuan
1.     Untuk mengetahui definisi malaria
2.     Untuk mengetahui etiologi malaria
3.     Untuk mengetahui manifestasi klinis malaria
4.     Untuk mengetahui patofisiologi malaria
5.     Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik malaria
6.     Untuk mengetahui penatalaksanaan malaria
7.     Untuk mengetahui asuhan keperawatan kemunitas pada pasien penderita malaria.

D. Manfaat
1.    Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas dengan masalah malaria.
2.    Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca




                                                     BAB II
      TINJAUAN KONSEP

A. Konsep Penyakit Hipertensi
1.  Definisi

Menurut World Health Orgnization (WHO) malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk  aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles SPP) betina. Definisi lainnya adalah suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen tertentu yang infektif dengan perantara suatu vektor dan dapat disebarkan dari satu sumber infeksi kepada host.

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. (Ilmu Penyakit Dalam, 2009)

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang di sebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan di temukanya bentuk aseksual di dalam darah. (Sudoyo Aru, dkk 2009)

2.  Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium, yang selain menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burungreptile dan mamalia.
Plasmodium  terdiri dari 4 spesies:
1.  Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria)
2.  Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertian (Bening Malaria)
3.  Plasmodium malariae
4.  Plasmodium ovale
(Sudoyo Aru, dkk 2009)



3. Manifestasi Klinis
1.  Keluhan sebelum terjadinya demam : kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit belakang, merasa dingin dipunggung, nyeri sendi dan tulang demam ringan, anoreksia, perut tak enak, diare ringan dan kadang-kadang dingin.
2.  Gejala klasik :
-     Periode dingin (150-60 menit) : mengigil, badan bergetar, gigi-gigi saling terantuk, temperatur mulai naik, pada anak sering terjadi kejang
-     Periode panas : muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, nyeri kepala, nadi cepat, panas badan tetap tinggi 2-12 jam
-     Periode berkeringat : berkeringat banyak dan temperatur turun dan merasa sehat.
(Sumarmo, 2001)
Manifestasi klinis infeksi plasmodium
Plasmodium
Masa inkubasi (hari)
Tipe panas (jam)
Manifestasi Klinik
Falciparum
12 (9-14)
24,36,48
Gejala gastrointestinal : hemolisis, anemia, ikterus, hemoglobinuria, syok, algid maligna, gejala serebral, edema paru, gangguan kehamilan, kelainan retina, hipoglikemia, kematian
Vivax
13 (12-17)
è 12 bulan
48
Anemia kronik, splenomegali, rupture limpa.
Ovale
17 (16-18)
48
Sama dengan vivax
Malariae
28 (18-40)
72
Rekrudensi sampai 50 tahun, splenomegali menetap, limpa jarang rupture, syndron nefrotik



Malaria berat ( Sumarmo, herry, dkk 2002)
1.      Malaria serebral dengan kesadaran menurun (delirium, stupor, koma)
2.      Anemia berat, kadar hemoglobin <5g/dl
3.      Dehidrasi, gangguan asam basa (asidosis metabolik) dan gangguan elektrolit
4.      Hipoglikemia berat
5.      Gangguan ginjal
6.      Edema paru akut
7.      Kegagalan sirkulasi (algid malaria)
8.      Kecenderungan terjadi perdarahan
9.      Hiperpireksia/hyperthermia
10.   Hemoglobinuria/ black water fever
11.   Ikterus
12.   Hiperparasitemia

4. Patofisiologi
Dibagi 2 :
-  Fase aseksual, dalam tubuh manusia.
Siklus dimulai ketika anopheles betina nenggigit manusia dan memasukkan sporozoid yang terdapat pada air liurnya, kedalam darah manusia. Jasat yang langsingdan lincah ini dalam waktu 30 menit sampai satu jam memasuki sel parenkim hati dak berkembang biak membentuk skizon hati yang Siklus dimulai ketika anopheles betina nenggigit manusia dan memasukkan sporozoid yang terdapat pada air liurnya, kedalam darah manusia. Jasat yang langsing mengandung ribuan merozoid. Proses ini disebut skitogani eksoeritrosit karena parasit belum masul kedalam sel darah merah. Lama fase ini berbeda, untuk tiap spesies plasmodium. Pada akhir fase skizon hati pecah, merozoid keluar, lalu masuk dalam aliran darah (disebut sporulasi).
Fase eritrosit dimulai saat merozoid dalam darah menyerang sel darah merah dan membentuk trofozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoid – skizon – merozoid. Setelah dua sampai 3 generasi merozoid berubah menjadi bentuk seksual
-  Fase seksual, dalam tubuh nyamuk.
Jika nyamuk anopheles betina menghisab darah manusia yang mengandung parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk kedalam perut nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikrogametosit dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yangdisebut zygot. Selanjutnya ookinet menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ooksida. Jika ooksida pecah, ribuan sporozoid dilepaskan dan mencapai kelenjar air liur nyamuk dan siap ditularkan jika nyamuk menggigit tubuh manusia.

5. Pemeriksaan Diagnostik
a.  Pemeriksaan darah tepi (tetes tebal dan hapusan tipis)
Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis penting untuk diagnosis, untuk menentukan jenis parasit dan nilai ambang parasit / kepadatan parasit. Pada preparat hapusan tipis lebih diutamakan untuk melihat jenis spesiesnya dan untuk melakukan hitung parasit berdasarkan jumlah eritrosit.
b.  Tes diagnostik cepat
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen-antigen dari parasit malaria, dengan menggunakan metode imunokromatografi dalam bentuk dipstik atau carik.
c.   Antigen HRP-2 yang diproduksi dari trofozoit dan gametosit muda dari plasmodium falciparum
d.  Antigen enzim paracite Lactate Dehidrogenase (p-LDH) yang diproduksi oleh parasit bentuk aseksual atau seksual (gametosit) dari 4 spesies.
e.  Mendeteksi antigen HRP-2 dari plasmodium falciparum dan antigen “pan-malarial” dari 4 spesies plasmodium







6. Penatalaksanaan
1.  Tidur dengan kelambu
2.  Hindari berpergian kedaerah yang diketahui sedang mengalami wabah malaria
3.  Mengenakan pakaian tertutup jika terdapat didaerah endemik malaria
4.  Gunakan obat anti nyamuk atau krim anti nyamuk
5.  Vaksinasi malaria

Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut :
a.  Malaria Tersiana/ Kuartana
     Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)

b. Malaria Ovale
     Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).

c. Malaria Falcifarum
     Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari





7.  Kompikasi
Komplikasi pada penyakit malaria menurut Arif Mansjoer, dkk (2001) adalah :
a.  Malaria otak
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.
b.  Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak > 3 mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus.
c.   Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
e. Hipoglikemia
Konsentrasi gula pada penderita turun (< style="font-weight: bold;">B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan




B. Konsep keperawatan komunitas dengan penyakit malaria
1.    Pengkajian
1) Data Inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Uraikan mengenai lokasi, luas wilayah, iklim, tipe komunitas, keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b) Data Demografi
Kaji jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras/suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama, dan komposisi keluarga.
c) Vital statistik
Jabaran atau urtaian data tentang : angka kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas
Dapat dilihat dari : angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, Cakupan imunisasi, status kesehatan kelompok berdasarkan kelompok umur: Bayi, Balita, Usia Sekolah, Remaja, dan Lansia, kelompok khusus di masyarakat: Ibu Hamil, Pekerja Industri, Kelompok Penyakit Kronis, Penyakit Menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana di bawah ini :
1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas.
2. Tanda-tanda vital : tekanan Darah, Nadi, Respirasi Rate, Suhu Tubuh.
3. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
a. ISPA, Astma, TBC Paru
b. Penyakit kulit
c. Penyakit mata
d. Penyakit rheumatik
e. Penyakit Jantung
f. Penyakit gangguan jiwa
g. Kelumpuhan
h. Penyakit menahun lainnya.
4. Riwayat penyakit keluarga.
5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
a. Pola pemenuhan nutrisi
b. Pola pemenuhan cairan elektrolit
c. Pola istirahat tidur
d. Pola eliminasi
e. Pola aktivitas gerak
f. Pola pemenuhan kebersihan diri.
6. Status Psikososial.
a. Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan.
b. Hubungan dengan orang lain.
c. Peran di masyarakat.
d. Kesedihan yang dirasakan.
e. Stabilitas emosi.
f. Penelantaran anak atau lansia.
g.Perlakuan yang salah dalam kelompok (perilaku tindakan kekerasan).
7. Status pertumbuhan dan perkembangan
8. Pola permanfaatan fasilitas kesehatan
9. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan.
10. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.

2) Data Lingkungan Fisik
a) Pemukiman
1. Luas bangunan.
2. Bentuk bangunan: rumah, petak, asrama, pavilyun.
3. Jenis bangunan: permanen, semi permanen, non permanen.
4. Atap rumah: genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes.
5. Dinding: tembok, kayu, bamboo, atau lainnya (sebutkan).
6. Lantai: semen, tegel, keramik, tanah, kayu tau lainnya (sebutkan).
7. Ventilasi: kurang atau lebih dari 15-20% dari luas lantai.
8. Pencahayaan: kurang/baik.
9. Penerangan: kurang/baik.
10. Kebersihan: kurang/baik.
11. Pengaturan ruangan dan perabotan: kurang/baik.
12. Kelengkapan alat rumah tangga: kurang/baik.
b) Sanitasi
1. Penyedian air bersih (MCK).
2. Penyedian air minum.
3.Pengelolaan jamban: bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana jaraknya dengan sumber air bersih.
4. Sarana pembuangan air limbah (SPAL).
5. Pengelolaan sampah: apakah ada sarana untuk tempat pembuangan sampah, bagaimana pengelolaannya: dibakar, ditimbun, atau cara lainnya sebutkan.
6. Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan.
7. Sumber polusi: pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan.
c) Fasillitas
d) Batas-batas wilayah
e) Kondisi geografis

3) Pelayan Kesehatan dan Sosial
a) Pelayanan kesehatan.
1. Lokasi sarana kesehatan
2. Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader).
3. Jumlah kunjungan.
4. Sistem rujukan.
b) Fasilitas Sosial (pasar, toko, swalayan).
1. Lokasi.
2. Kepemilikan.
3. Kecukupan.
4) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan.
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan.
c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan.
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
4) Keamanan dan Tranportasi
a) Keamanan
1. Sistem keamanan lingkungan
2. Penanggulangan kebakaran
3. Penanggulangan bencana
4. Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah.
b) Transportasi
1. Kondisi jalan
2. Jenis transportasi yang dimiliki.
3. Sarana transportasi yang ada.

5) Politik dan Keamanan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

6) Sistem Komunikasi
a) Sarana untuk komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi

7) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
• Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas.
• Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia.
c) Jenis bahasa yang digunakan.

8) Rekrasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi.

2. Diagnosa Keperawatan komunitas
1.  Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan sumber daya
2.  Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan komunitas b.d minimnya  sarana pencegahan malaria
3.  Resiko terjadi peningkatan angka kesakitan pada komunitas  berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan
3. Intervensi
Diagnosa Keperwatan
Tujuan (NOC)
NIC
1. Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan sumber daya



2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan komunitas b.d minimnya sarana pencegahan malaria


3. Resiko terjadi peningkatan angka kesakitan pada komunitas  berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan



BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Malaria adalah penyakit yang disebarkan melalui perantara nyamuk  anopheles. Malaria disebabkan oleh plasmodium, parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis plasmodium Agar kita terhindar dari penyakit ini, hendaknya kita melakukan tindakan  pencegahan dari gigitan nyamuk Anopheles.Pencegahannya ada yang dengan menggunakan obat dan ada juga yang tanpa obat. Menjaga kebersihan lingkungan  tempat tinggal merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah gigitan  nyamuk yang aktif di malam hari ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan  oleh kesadaran masyarakat setempat.

B. Saran
        Saran yang dapat di ambil dari makalah ini adalah :
Hendaknya kita mengetahui tentang penyakit yang menimbulkan wabah yaitu malaria, sehingga kita dapat mengetahui penyebab, gejala, siklus hidup, pengobatan, pencegahan dari penyakit malaria serta proses asuhan keperawatan komunitasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar